Bengkulu Hits – Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Hindia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah administratif Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan menjadi satu kecamatan tersendiri, yaitu Kecamatan Enggano.

Letak Pulau Enggano berada di sebelah barat daya Kota Bengkulu dengan koordinat 05°23′21″ LS dan 102°24′40″ BT. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, Pulau Enggano memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.035 jiwa.

Asal Usul Nama Enggano

Nama “Enggano” telah lama dikenal oleh orang Melayu, yang menyebutnya sebagai “Pulau Telanjang” karena masyarakat adat Enggano dahulu bertelanjang dada.

Orang Enggano sendiri menyebut pulau mereka sebagai “È Loppeh” yang berarti ‘tanah’, ‘daratan’, atau ‘bumi’.

Nama “Enggano” kemungkinan berasal dari bahasa Portugis, “engano” yang berarti ‘kesalahan’, yang diberikan oleh Talesso, seorang pelaut Portugis yang terdampar di pulau tersebut.

Geografi dan Alam

Secara geografis, Pulau Enggano berada di wilayah Samudra Hindia pada posisi astronomis 05°31’13” LS dan 102°16’00” BT.

Pulau ini memiliki luas 400,6 km² yang terdiri dari enam desa yaitu Desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana, dan Kahyapu. Pulau Enggano memiliki perbukitan bergelombang lemah, perbukitan karst, daratan, dan rawa.

Terdapat juga beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Dua, Merbau, Bangkai, dan Pulau Satu.

Iklim

Pulau Enggano beriklim tropis basah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun.

Suhu rata-rata harian berkisar antara 27,8 °C, dengan kelembaban nisbi di atas 80%.

Angin dominan terbagi menjadi dua musim, yaitu musim barat dan musim tenggara.

Sejarah

Pulau Enggano pertama kali dicatat oleh Marco Polo dan Ibnu Batutah pada abad ke-14.

Namun, pendaratan pelaut Eropa pertama kali tercatat oleh pelaut Portugis di bawah pimpinan Alvaro Talesso pada 1506.

Ekspedisi Belanda di bawah Cornelis de Houtman juga mendarat di pulau ini pada 1596.