Bengkulu Hits – Pada akhir abad ke-17, Inggris mulai melihat potensi ekonomi Sumatra, khususnya Bengkulu, yang dikenal sebagai salah satu penghasil lada. Lada pada masa itu menjadi komoditas bernilai tinggi.

Inggris pada saat itu berupaya memperkuat kehadirannya di wilayah Bengkulu untuk bersaing dengan Belanda, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Nusantara melalui VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie).

Pada tahun 1685, Inggris akhirnya berhasil membangun Benteng York di Bengkulu setelah mencapai kesepakatan dengan penguasa lokal. Kesepakatan ini memberi izin bagi Inggris untuk mendirikan pos perdagangan serta benteng guna melindungi kepentingan dagang mereka di daerah tersebut.

Nama “York” memiliki arti yang diambil dari gelar Duke of York, sebagai bentuk penghormatan kepada kerajaan Inggris.

Benteng York didirikan sebagai pusat pertahanan sekaligus pusat perdagangan lada. Namun, ukurannya tidak terlalu besar dan sistem pertahanannya sangat terbatas, karena pada awalnya Inggris lebih memprioritaskan kegiatan perdagangan daripada aspek militer di kawasan tersebut.

Meskipun Benteng York memiliki peran penting dalam memperkuat posisi Inggris di Sumatra, benteng tersebut menghadapi berbagai kendala. Karena letak Bengkulu yang terpencil dan belum berkembang saat itu, menjadi penghambat kelancaran logistik dan komunikasi dengan pusat pemerintahan Inggris.

Selain itu, serangan dari bajak laut serta perselisihan dengan Belanda yang berupaya menjaga monopoli perdagangan di Nusantara, membuat Inggris menyadari perlunya benteng yang lebih kokoh.

Karena keterbatasan Benteng York, Inggris akhirnya memutuskan untuk mendirikan benteng yang lebih besar dan kuat. Pada tahun 1713, Joseph Collett memulai pembangunan Benteng Marlborough, yang rampung pada tahun 1719.

Benteng Marlborough dibangun di lokasi yang lebih strategis dan dilengkapi dengan sistem pertahanan yang lebih kuat, menggantikan Benteng York sebagai pusat pertahanan utama Inggris di Bengkulu.

Setelah selesai dibangunnya Benteng Marlborough, Benteng York secara bertahap kehilangan fungsinya dan tidak lagi beroperasi sebagai benteng utama. Saat ini, sisa-sisa fisik dari Benteng York hampir tidak terlihat, namun warisan sejarahnya tetap memegang peranan penting dalam mengenang periode kolonial Inggris di Bengkulu.

Benteng York dan Marlborough adalah saksi bisu dari dinamika sejarah yang membentuk kawasan ini, dan tetap menjadi objek studi yang menarik bagi para peneliti serta pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah dan perjuangan di daerah Bengkulu. (NR)