Bengkulu Hits – Musik underground merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut berbagai genre musik yang berkembang di luar arus utama, biasanya tidak terpantau oleh media komersial dan industri musik. Akar dari musik underground banyak ditemukan dalam gerakan rock tahun 70-an, ketika sejumlah band dan musisi mulai mengeksplorasi suara dan tema yang lebih eksperimental serta non-konvensional.
Musik underground sering dianggap mencerminkan ketulusan, keintiman, dan kebebasan ekspresi kreatif yang berlawanan dengan praktik komersial. Individualitas dan ketidaksesuaian juga sering dipuji dalam musik underground.
Berikut ini adalah ikhtisar tentang perkembangan dan fluktuasi musik underground dari era tersebut hingga saat ini:
1. Akar Rock 70-an
Di tahun 70-an, berbagai subgenre rock mulai berkembang, menantang norma-norma musik yang ada. Band-band seperti The Velvet Underground, The Stooges, dan MC5 memainkan peran kunci dalam menciptakan musik yang lebih mentah dan eksperimental. Lirik yang lebih gelap dan tema introspektif mulai muncul, disertai dengan penggunaan distorsi dan efek suara yang inovatif.
2. Punk Rock dan Etos DIY
Pada akhir 70-an, punk rock lahir sebagai reaksi terhadap kemapanan industri musik. Band-band seperti The Ramones, Sex Pistols, dan The Clash membawa semangat kuat DIY (Do It Yourself), mendorong kemandirian dalam produksi dan distribusi musik. Punk rock menjadi landasan penting bagi banyak gerakan musik underground yang muncul kemudian.
3. Post-Punk dan New Wave
Pada akhir 70-an dan awal 80-an, post-punk dan new wave mulai tumbuh. Band-band seperti Joy Division, Siouxsie and the Banshees, dan Talking Heads memperluas batasan musik punk dengan memasukkan elemen-elemen elektronik, bereksperimen dengan struktur lagu, dan mengusung lirik yang lebih introspektif serta abstrak.
4. Hardcore Punk dan Metal Underground
Pada awal 80-an, hardcore punk muncul sebagai versi punk rock yang lebih cepat dan keras. Band-band seperti Black Flag, Minor Threat, dan Dead Kennedys mendorong batasan lebih jauh dengan lirik yang lebih politis dan konfrontatif. Di waktu yang sama, metal underground juga mulai berkembang dengan band-band seperti Venom dan Slayer, yang memperkenalkan gaya musik lebih ekstrem dan berpengaruh dalam membentuk subgenre seperti thrash dan black metal.
5. Indie Rock dan Alternative
Pada akhir 80-an dan awal 90-an, indie rock dan alternative mulai meraih perhatian. Band-band seperti R.E.M., Sonic Youth, dan Pixies membawa estetika DIY dan eksperimen ke audiens yang lebih luas. Meskipun akhirnya menjadi arus utama, Nirvana dan gerakan grunge di awal 90-an berakar dari kancah underground ini.
6. Elektronika dan Musik Eksperimental
Pada pertengahan hingga akhir 90-an, musik elektronik dan eksperimental mengalami perkembangan pesat di kancah underground. Genre-genre seperti techno, house, dan drum and bass, bersama artis-artis seperti Aphex Twin dan Autechre, memperkenalkan inovasi baru dalam produksi musik dan desain suara.
7. Musik Underground di Era Digital
Dengan hadirnya internet pada akhir 90-an dan awal 2000-an, banyak musisi underground dapat mendistribusikan musik mereka secara global tanpa bergantung pada label rekaman besar. Platform seperti Bandcamp, SoundCloud, dan YouTube memungkinkan artis menjangkau audiens yang lebih luas. Genre-genre seperti lo-fi hip hop, vaporwave, dan darkwave memperoleh popularitas melalui komunitas online.
Musik underground terus mengalami pertumbuhan dan perubahan, selalu mencari cara baru untuk mengekspresikan kreativitas dan menentang norma-norma yang ada. Dari akarnya dalam rock tahun 70-an hingga masa era digital saat ini, musik underground tetap menjadi kekuatan dinamis dan berpengaruh dalam dunia musik. (NR)