Bengkulu Hits – Senin (23/12/2024) menjadi hari kelam bagi masyarakat Bumi Pekal setelah konflik dengan PT Agricinal pecah dan berujung pada kekerasan fisik. Insiden ini melibatkan ratusan karyawan PT Agricinal yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama perusahaan, Imanuel Manurung.
Mereka diduga menggunakan senjata tajam untuk membubarkan aksi pendudukan lahan oleh warga, yang mengakibatkan beberapa orang terluka.
Ketua Forum Masyarakat Bumi Pekal (FMBP), Sosri, mengungkapkan bahwa aksi tersebut adalah bentuk intimidasi terorganisir yang didalangi langsung oleh pimpinan perusahaan.
“Ratusan karyawan mendatangi kami dengan membawa senjata tajam. Beberapa warga yang berusaha menghadang terluka akibat sabetan senjata tersebut,” ujar Sosri.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan ini mencerminkan upaya intimidasi yang sistematis.
“Bentrok ini dipimpin langsung oleh Direktur perusahaan. Ini adalah bentuk penyalahgunaan wewenang dengan memanfaatkan karyawan sebagai alat intimidasi,” tambahnya.
Selain itu, Sosri meminta pihak kepolisian segera menindak tegas para pelaku, termasuk pihak yang memberikan perintah atas tindakan kekerasan ini.
“Kami menuntut keadilan dan meminta aparat hukum bertindak tanpa pandang bulu terhadap siapa pun yang terlibat,” tegasnya.
Sementara itu, Di sisi lain, upaya sejumlah media untuk meliput kejadian tersebut mendapat hambatan. Beberapa pewarta melaporkan bahwa mereka diusir dari lokasi oleh Security perusahaan.
“Kami diusir oleh security perusahaan,” ungkap salah satu jurnalis.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Agricinal belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini.
Konflik ini menjadi sorotan publik, dan tekanan terhadap pihak berwenang untuk menegakkan keadilan semakin meningkat. Masyarakat menanti langkah tegas aparat hukum dalam menangani peristiwa ini. (NR)